Rabu, 07 September 2011

MAKALAH PENERAPAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DALAM PROSES KBM

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku yang tinggal di beberapa pulau. Negara Indonesia memiliki bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat penting kedudukannya dalam kehidupan masyarakat.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai bahasa resmi negara, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional bagi kepentingan menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, dan alat pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni, serta teknologi modern. Fungsi-fungsi ini tentu saja harus dijalankan secara tepat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penggunaan bahasa Indonesia dewasa ini telah mengalami penurunan, dalam arti masyarakat sekarang ini lebih sering menggunakan bahasa asing atau bahasa popular dalam kehidupannya, tidak hanya di kehidupan masyarakat, dalam dunia pendidikan pun bahasa Indonesia sudah yang baik dan benar sudah sedikit mengalami penurunan.
Dari paparan di atas, tentu sangat jelas diperlukan pembudidayaan bahasa Indonesia dalam pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu alternatif terbaik untuk membudidayakan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa yang benar-benar di -gunakan sesuai peraturan dan sesuai fungsinya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan oleh penulis pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana menerapkan keterampilan berbahasa Indonesia pada siswa
2. Apa sajakah hambatan-hambatan yang dapat ditemui dalam penerapan bahasa Indonesia pada KBM
3. Apa sajakah upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan penggunaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar
C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui cara dalam menerapkan keterampilan berbahasa Indonesia pada siswa
2. untuk mengetahui hambatan-hanbatan dalam penerapan bahasa Indonesia pada KBM
3. untuk menegetahui upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan penggunaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar


BAB II
PEMBAHASAN ISI
A. Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia di Sekolah
Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Hal ini mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara akan lebih efektif dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain. Maka bagi siswa bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga berfungsi untuk mencapai tujuannya. Sehingga dalam pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan berbicara merupakan kompetensi yang harus diujikan sesuai jenjang kelasnya. Keterampilan berbicara bahasa Indonesia di sekolah dasar ini hanya terwujud pada proses kegiatan belajar mengajar di kelas saja. Dalam kompetensi umum mata pelajaran bahasa Indonesia SD aspek berbicara mengungkapkan indikator-indikator yang berhubungan dengan mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, berpidato, berdialog, menyampaikan pesan, bertukar pengalaman, menjelaskan, mendiskripsikan, bermain peran, dan percakapan yang hanya dilakukan dalam pembelajaran saja.
Keterampilan berbicara bahasa Indonesia yang berhubungan dengan keseharian tidak pernah diukur dan dinilai. Para siswa dibiarkan berbicara menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, padahal bahasa resmi yang digunakan pada pendidikan adalah bahasa Indonesia.
Sungguh ironis bila hal ini dibiarkan berlarut-larut pada setiap lembaga pendidikan. Kadang lembaga pendidikan lebih merasa bangga bila dapat mengembangkan bahasa asing lebih maju daripada mengembangkan bahasa Indonesia, seperti kata pepatah “kacang lupa kulitnya.“ Ini adalah bukti konkret pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah belum bisa mempraktikkan dalam kesehariannya. Ketika digunakan dalam percakapan sering sekali dijumpai berbicara dengan bahasa dialeknya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bagi para guru untuk menentukan kebijakan supaya pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya di kelas tetapi juga di luar kelas.
Bila keterampilan berbicara bahasa Indonesia dapat diterapkan dalam sehari-hari oleh seluruh anggota sekolah maka akan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menumbuhkan semangat nasionalisme. Sehingga dapat mempersatukan berbagai macam asal siswa, hal ini sesuai dengan fungsi khusus bahasa Indonesia yaitu sebagai alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda(Yusi Rosdiana,2008)
B. Hambatan Berbicara Bahasa Indonesia dalam Keseharian di Sekolah
Usaha untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia di sekolah akan ditemui hambatan yang datang dari lingkungan sekolah itu sendiri, antara lain :
1. Adanya pandangan guru bahwa berbicara bahasa Indonesia dalam keseharian di sekolah itu tidak lazim.
Hal ini tercermin ketika dalam pergaulan sehari-hari mereka enggan berbicara bahasa Indonesia bahkan dengan lugasnya berbicara seenaknya. Mereka lupa bahwa penggunaan bahasa Indonesia dipakai pada bahasa resmi lembaga pemerintah dan pendidikan. Hal ini juga terjadi di sekolah-sekolah dari jenjang SD-SMA, mereka para guru tetap menggunakan bahasa daerahnya. Jarang sekali mereka berbicara menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara dengan teman guru atau bahkan dengan para siswanya.
2. Belum adanya penilaian bagi siswa yang berbicara bahasa Indonesia.
Keadaan yang demikian menimbulkan sikap apatis pada diri siswa karena merasa tidak ada gunanya baik yang berbicara bahasa Indonesia maupun yang tidak. Belum adanya pengawasan dan penilaian dari guru dalam pelaksanaan berbicara bahasa Indonesia di luar kelas mengakibatkan siswa acuh dalam mempraktikkannya. Sehingga perlu adanya model penilaian yang nyata dalam percakapan sehari-hari.
3. Tidak adanya program berbahasa Indonesia dari lembaga pendidikan.
Untuk sementara ini pada setiap lembaga pendidikan belum ada yang mempunyai inisiatif memberlakukan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Entah karena gengsi atau merasa bahasa Indonesia tidak terkenal.Padahal dikatakan oleh Profesor Yang Seung- Yoon, Ph.D dari Hankuk University of Foreign Stidiudies, Seoul, Korea, berpandangan bahwa bahasa Indonesia berpotensi menjadi bahasa internasional, setidaknya di Asia (M. Doyin, 2006). Pandangan tersebut memperlihatkan kepada kita bahwa kedudukan bahasa Indonesia di mata negara lain memiliki potensi untuk berkembang. Oleh karena itu, kebanggaan terhadap bahasa Indonesia harus kita pupuk sedini mungkin sebagai wujud penghargaan kita terhadapnya, sehingga ke depan kita dapat berharap bahasa Indonesia menjadi besar.
C. Peranan Bahasa Indonesia dalam setiap Kegiatan Pembelajaran
Bahasa pengantar wajib sekolah-sekolah di Indonesia yaitu bahasa Indonesia, sehingga bahasa Indonesia akan selamanya berperan dalam setiap kegiatan pembelajaran, apapun materi yang dipelajarinya baik tentang ilmu alam ataupun ilmu sosial. Buku-bukunya pun dominan ditulis dalam bahasa Indonesia dan sangat jarang ditemukan buku sekolah yang ditulis dalam bahasa asing kecuali buku-buku yang diajarkan dalam kegiatan perkuliahan. Mayoritas buku-buku pelajaran yang beredar di Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sehingga wajar jika dikatakan bahwa bahasa Indonsialah yang berperan utama.
Dalam kegiatan pembelajaran di Indonesia bahasa Indonesia merupakan pedang yang sangat diperlukan. Bahasa Indonesia dalam penerapannya memiliki keutamaan-keutamaan sebagai berikut:
1. Bahasa Nasional, sehingga pelajar yang berasal dari luar daerah pun tetap akan bisa mengikuti kegiatan pembelajaran di daerah lain yang berbeda bahasa, karena bahasa Indonesia yang memadukan semuanya.
2. Bahasa Indonesia lebih relatfif mudah dimengerti oleh siapa pun. Beda dengan bahasa daerah biasanya dalam mempelajarainya cukup susah.
3. Bahasa Indonesia telah tersebar diberbagai media baik itu dimedia cetak atupun elektronik sehingga semua masyarakat Indonesia akan dengan mudah memahami bahasa Indonesia.
D. Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia di Sekolah
Untuk mewujudkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia dapat diterapkan dalam percakapan sehari-hari, maka upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia di sekolah, dapat dilaksanakan program sebagai berikut :
1. Guru menjadi model yang baik untuk dicontoh oleh siswa
Redja Mudyahardjo(Ishak Abdulhak:2008) mengelompokkan jenis kemampuan pokok yang ideal dikuasai guru prefesional, diantaranya adalah kemampuan membantu siswa belajar efisien dan efektif agar mencapai tujuan optimal. Siswa sangat membutuhkan suatu model guru yang dalam berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Guru hendaknya memberikan contoh konkret dengan keteladanan dalam berbahasa. Agar siswa dapat menirukan dan melafalkan kata atau kalimat dengan tepat sesuai kaidah yang berlaku.
Dalam melaksanakan upaya di atas, maka dalam kegiatan sehari-hari di sekolah dalam berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Mereka berbicara bahasa Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, ruang guru, atau di luar kelas. Para guru pada saat berkomunikasi selama di sekolah selalu berbicara bahasa Indonesia, adanya kebiasaan guru yang demikian cukup membantu siswa dalam belajar keterampilan berbicara bahasa Indonesia sehingga guru oleh siswa dijadikan contoh dalam berbicara.
2. Menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Modeling The Way
Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan berbicara bahasa Indonesia perlu menerapkan pendekatan Modeling The Way (membuat contoh praktik). Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia melalui demonstrasi, dari hasil demonstrasi ini kemudian diterapkan dalam keseharian di sekolah, yaitu siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil, identifikasi beberapa situasi umum yang biasa siswa lakukan di ruang kelas dan luar kelas dalam berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar, kemudian siswa mendemonstrasikan satu persatu dalam berbicara bahasa Indonesia. Modeling The Way memberi waktu siswa untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mengilustrasikan keterampilan berbicara sesuai kelompoknya. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk memberikan feedback pada setiap demonstrasi yang dilakukan.
Dengan pendekatan Modeling The Way dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan berbicara siswa dapat meningkat dan keberanian siswa dalam berbicara semakin berani dan tidak takut salah, dari kegiatan tersebut diperoleh contoh data di SDN Tegalwangi 01 sebagai berikut : pembelajaran awal sebelum menggunakan pendekatan Modeling The Way dari 45 siswa kelas VI hanya 16 siswa yang sudah aktif berbicara bahasa Indonesia dengan prosentase 36 % sedangkan 29 siswa masih pasif dalam berbicara dengan prosentase 64 %. Setelah dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan Modeling The Way maka diperoleh data sebagai berikut : siswa yang aktif berbicara menjadi 41 siswa atau 91 % sedangkan 4 siswa atau 9 % dilakukan pembinaan individual. Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan Modeling The Way pada keterampilan berbicara bahasa Indonesia pada siswa tepat karena dapat meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara bahasa Indonesia.
3. Adanya penilaian keterampilan berbicara bahasa Indonesia
Walaupun pelaksanaannya di luar kegiatan belajar mengajar tetapi guru harus mengadakan penilaian keterampilan berbicara pada kesehariannya. Penilaian ini akan menjadi motivasi bagi siswa untuk berusaha mempraktikkannya baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian siswa termotivasi untuk melakukan perbuatan yang sama bahkan berusaha meningkatkannya.
Penilaian praktik di luar kelas dengan cara siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil sesuai pada pendekatan Modeling The Way. Pada kelompok-kelompok tersebut setiap siswa diberi lembar penilaian yang memuat nama siswa yang diamati yaitu siswa yang tidak berbicara bahasa Indonesia baik di dalam kelas maupun di luar kelas, data kalimat yang tidak diucapkan dengan bahasa Indonesia oleh siswa tersebut, dan data rekap kesalahan siswa. Setiap siswa dalam pergaulannya sehari-hari di sekolah saling menilai teman-temannya, sehingga mereka sama-sama saling mengawasi. Dengan kondisi dan situasi yang demikian maka seluruh siswa berusaha semaksimal mungkin berbicara bahasa Indonesia sehari-hari, supaya jumlah kesalahan yang dicatat temannya sedikit mungkin. Hal inlah yang membuat siswa semakin berani dan percaya diri berbicara bahasa Indonesia di sekolah.
4. Sekolah Membuat Program ” Sehari Berbahasa Indonesia ”
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar bahasa adalah kondisi eksternal. Kondisi eksternal yaitu faktor di luar diri siswa, seperti lingkugan sekolah, guru,teman sekolah, dan peraturan sekolah. Kondisi eksternal terdiri atas 3 prinsip belajar yaitu,
(a) memberikan situasi atau materi yang sesuai dengan respon yang diharapkan,
(b) pengulangan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama di ingat,
(c) penguatan respons yang tepat untuk mempertahankan dan menguatkan respons itu
Program sehari berbahasa di tiap sekolah merupakan kondisi eksternal yang efektif untuk mempraktikkan keterampilan berbahasa. Hal ini sudah sangat lazim dilakukan pada pondok pesantren modern, contohnya Pondok Pesantren Gontor yang menerapkan program kepada santrinya untuk sehari berbahasa Arab dan sehari berbahasa Inggris, sehingga santrinya mahir berbahasa Arab dan Inggris.
Bila program ini dapat diterapkan di sekolah tentunya akan sangat bermanfaat dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Mereka akan terbiasa dan tidak canggung berbicara bahasa Indonesia di lingkungan sekolah. Program ini ternyata cukup ampuh untuk pembiasaan bagi warga sekolah untuk berbicara bahasa Indonesia.
Dari upaya-upaya pembiasaan berbicara bahasa Indonesia di atas, kita berharap penguasaan keterampilan berbicara bahasa Indonesia dapat dimulainya pada tataran sekolah dasar, sehingga siswa dapat mempraktikkannya dengan baik dan benar. Bila hal itu berhasil maka amanat yang ada pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dapat tercapai tujuannya dan sekaligus sebagai penghargaan kepada para tokoh yang memperjuangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Apalagi kita sebagai generasi penerus bangsa harus dapat mengembangkan dan melestarikan bahasa Indonesia. Kapan lagi kalau tidak dari sekarang?
D. Upaya Peningkatan Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
1. Peranan Pemerintah dalam Peningkatan Penggunaan Bahasa Indonesia
Menyadari peran penting pendidikan bahasa Indonesia, pemerintah seharusnya terus berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Apabila pola pendidikan terus mengikuti pola-pola lama, maka hasil dari pembelajaran bahasa Indonesia yang didapatkan oleh siswa juga tidak akan berpengaruh banyak. Sejalan dengan tujuan utama pembelajaran bahasa Indonesia supaya siswa memiliki kemahiran berbahasa diperlukan sebuah pola alternatif baru yang lebih variatif dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. Agar proses KBM di kelas yang identik dengan hal-hal yang membosankan dapat berubah menjadi suasana yang lebih semarak dan menjadi lebih hidup. Dengan lebih variatifnya metode dan teknik yang disajikan diharapkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia meningkat dan memperlihatkan antusiasme yang tinggi. Selain itu guru hendaknya melakukan penilaian proses penilaian atas kinerja berbahasa siswa selama KBM berlangsung. Jadi tidak saja berorientasi pada nilai ujian tertulis. Perlu adanya kolaborasi baik antar guru bahasa Indonesia maupun antara guru bahasa Indonesia dengan guru bidang studi lainnya. Dengan demikian, tanggung jawab pembinaan kemahiran berbahasa tidak semata-mata menjadi tanggung jawab guru bahasa Indonesia melainkan juga guru bidang lain.
Selain itu, siswa dan guru memerlukan bahan bacaan yang mendukung pengembangan minat baca, menulis dan apresiasi sastra. Untuk itu, diperlukan buku-buku bacaan dan majalah sastra yang berjalin dengan pengayaan bahan pengajaran bahasa Indonesia. Kurangnya buku-buku pegangan bagi guru, terutama karya-karya sastra mutakhir (terbaru) dan buku acuan yang representatif merupakan kendala tersendiri bagi para guru. Koleksi buku di perpustakaan yang tidak memadai juga merupakan salah satu hambatan bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Perpustakaan sekolah hanya berisi buku paket yang membuat siswa malas mengembangkan minat baca dan wawasan mereka lebih jauh. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah harus membantu penyediaan buku-buku bahasa Indonesia terbaru ke setiap sekolah-sekolah. Selain penjelasan di atas telah ditetapkan oleh pemerintah bahwa bahasa pengantar dalam pendidikan di Indonesia adalah ahasa Indonesia, jadi sudah sewajarnya instansi pendidikan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penyelenggaran pendidikan.
2. Peranan Guru dalam Peningkatan Penggunaan Bahasa Indonesia
Masalah berkaitan dengan kemampuan siswa ketika menyampaikan sesuatu di depan umum, dia tidak dapat menyampaikan secara baik. Itu bukan hanya masalah kemampuan berbahasa siswa saja, tetapi menyangkut mental, penguasaan materi, dan kebiasaan siswa berbicara di depan umum.
Selain itu, guru juga harus membuat strategi pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa indonesia yang menarik bagi siswa. Strategi pembelajaran meliputi aspek yang lebih luas daripada metode pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan cara pandang dan pola pikir guru dalam mengajar. Dalam mengembangkan strategi pembelajaran paling tidak guru perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain bagaimana cara: mengaktifkan siswa, mengumpulkan informasi dengan stimulus pertanyaan, menggali informasi dari media cetak, membandingkan dan mensintesiskan informasi, bagaimana mengamati (mengawasi) kerja siswa secara aktif, serta melakukan kerja praktik. Sehingga suasana di kelas pun akan menyenangkan dan juga kondusif.
Dalam KBM nya pun, pendidik harus memperhatikan hal-hal di bawah ini agar peserta didik merasakan bahwa belajar itu menyenangkan, di antaranya :
a. Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi positif,
b. Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia,
c. Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung,
d. Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didik,
e. Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam proses belajar mengajar,
f. Adanya pemberian “penguatan” dalam proses belajar-mengajar,
g. Jenis kegiatan Pembelajaran menarik atau menyenangkan dan menantang.












BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Tak heran apabila mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus SMA.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam proses kegiatan belajar dan mengajar masih jauh dari apa yang dicita-citakan yaitu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan. Hal itu disebabkan karena di dalam proses KBM masih banyak kekurangannya, diantaranya : kurangnya kesadaran peserta didik akan pentingnya bahasa Indonesia, Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan dan juga merupakan identitas bangsa yang tidak boleh hilang dan harus kita pelihara, dan dalam prosesnya itu sendiri masih banyak kesalahan dalam pengucapan dan penulisan ejaan, dikarenakan masih dipengaruhi oleh bahasa daerah, bahasa asing, dan bahasa popular.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia dalam proses KBM harus ada dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, pendidik, dan juga peserta didik itu sendiri. Salah satunya melalui dukungan materil dari pemerintah, perubahan metode pembelajaran oleh pendidik, dan juga harus ada kontribusi dari peserta didik itu sendiri akan pentingnya belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga semuanya akan terwujud dengan baik jika semua pihak ikut serta dalam peningkatan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
B. Saran
Intensitas penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar-mengajar menjadi berkurang. Hal itu bisa disiasati dengan lebih mengefektifkan proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran lebih banyak diarahkan kepada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan hal-hal yang bersifat teoretis. Siswa lebih banyak dikondisikan pada pemakaian bahasa yang aplikatif tetapi sesuai dengan aturan berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
Selain itu, penerapan berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar di sekolah-sekolah terlebih dahulu harus dimulai dari guru-guru sekolah. Lalu setelah itu, para murid akan meneladani cara bertutur kata guru mereka sehingga bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa sehari-hari di sekolah. Walaupun sebenarnya bahaa Indonesia sangat bertolak belakang dari bahasa dari daerah mereka.
Sebaiknya para guru menerapkannya tidak hanya dalam KBM di kelas saja. Namun, sebaiknya di luar kelas, penggunaan bahasa Indonesia tetap dilestarikan agar para siswa juga akan terbiasa dan tidak merasa aneh dengan bahas indonesia yang baik dan benar itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar